April 04, 2008

Bertanya pada ALAM

Dia datang mengatasnamakan cinta. Tapi mengapa aku mengindahkannya? Kenapa? Mungkinkah hatiku belum bisa terganti? Mungkin gak sih aku terlalu terobsesi? Argghh.. Bantu aku menjawab semua pertanyaan ini.

Aku telah bertanya pada bulan, tetapi dia hanya menatapku. Kubertanya pada bintang-bintang, mereka hanya memercikkan sinarnya untukku. Ughh.. Payah. Harus pada siapa ku bertanya? Matahari? Mana mungkin, yang ada dia malah meledekku dengan curahan sinar yang menyengat dan membakar tubuhku. Namun, bila kubertanya pada rumput ilalang mungkin gak sih dia memberikan jawaban tanpa terlebih dahulu memamerkan tarian gemulainya? Atau kubertanya saja pada ombak pantai yang bergejolak? Waaahh… salah-salah dia akan menyeretku ke dalam ombak liarnya dan mendekapku dalam buaian sayangnya. Apa mungkin setelah itu aku dapat merasakan hembusan udara dingin di atas sini? Merasakan hangatnya sinar mentari, merasakan sejuknya embun pagi, bahkan merasakan temaram jingga yang kan menyulut malam?

Aku masih butuh jawaban. Hmmm…. Atau aku tanya saja ke segerombolan burung kenari yang melewati pusaran waktu di atas kepalaku? Apa mungkin mereka bisa menjawab? Hujan dan angin kurasa dapat membaca perasaanku sekarang. Sedih dirundung duka. Resah, dikelilingi beragam pertanyaan.

WUAAAHHHHH…. Kurasa alam sedang tidak ingin bermain bersamaku. Hari ini mereka terlihat angkuh, begitu sombong tanpa mau menyapaku. Ada apa gerangan? Kesalahan apa sih yang telah kulakukan sampai mereka tidak mau lagi bersahabat denganku? Malukah mereka mempunyai teman sepertiku? Yang terlalu banyak tanya dan menuntut jawaban logis yang mereka sendiri kadang tidak bisa memberikan jawaban. Lalu, bila mereka juga tidak tahu, aku harus bertanya pada siapa?

Malam, dapatkah kau perlihatkan sepintas jawaban? Ku sudah sangat lelah untuk bertanya. Malam bukannya menjawab, malah memberikan kelam di setiap deret awannya. Sungguh tidak bersahabat.

Sudahlah, letih aku menunggu jawaban yang tak kunjung tiba. Mungkin hari ini alam memang enggan menegurku. Aku hanya bisa berharap, esok mereka akan dengan riang menceritakan kepadaku arti pagi hingga malam hingga pagi menjemput lagi. Yaahh… kuharap seperti itu. Esok kan kembali ceria, dan aku dapat dengan leluasa menanyakan hal ini. Semoga.


By. REREN
July 24, 2006

Seja o primeiro a comentar

Followers

Recent Comments

  ©AanWahyu.blogspot.com. Template by Dicas Blogger.

TOPO